Tuesday, October 2, 2012

Pengalaman berorganisasi


Dalam tulisan saya kali ini, saya akan menjelaskan tentang organisasi dan saya juga akan menceritakan pengalaman pribadi saya selama saya mengikuti kegiatan organisasi di SMA. Organisasi yang saya ketahui ada banyak sekali dan manfaatnya banyak juga, tentang pengalaman organisasi yang saya ikuti bermacam – macam.

Dalam pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan pengertian organisasi terlebih dahulu. Organisasi adalah lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan orang (dua atau lebih) dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan. Selain itu, organisasi dapat didefinisikan sebagai proses penciptaan hubungan berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar dapat dijalankan secara bermanfaat serta terarah pada satu tujuan.
Ada banyak alasan dan manfaat mengapa kita perlu mengikuti organisasi. Diantaranya untuk mendapatkan banyak teman, mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat, menambah keterampilan dan mengasah keterampilan, menambah kedisiplinan, kemanusiaan, tenggang rasa, mengetahui bagaimana caranya bekerja sama dalam suatu kelompok untuk menghasilkan suatu tujuan, mandiri, dan masih banyak lagi hal positif yang bisa diambil. Selain itu, kita perlu mengikuti organisasi untuk menambah pengetahuan kita dalam bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Dan pastinya setiap orang memiliki pandangan dan pola berpikir yang berbeda dengan kita. Dengan mengikuti organisasi, kita dapat belajar bagaimana menerima dan menghormati pendapat orang lain dan mencari solusi untuk menyatukan pendapat dari anggota organisasi yang lain.

Selain itu, dengan mengikuti organisasi dapat menambah pengalaman kita dalam menghadapi orang baru atau orang yang belum kita kenal. Karena dalam organisasi kita akan menemui orang lain yang belum kita kenal dan memiliki cara berpikir yang berbeda dengan kita. Dalam organisasi kita juga dapat melakukan hal yang bermanfaat ataupun berguna untuk orang lain. Mungkin itu hanya beberapa manfaat yang bisa kita dapat dari mengikuti sebuah organisasi, dan masih banyak lagi manfaat yang dapat kita peroleh dalam mengikuti organisasi.

Kali ini, saya akan sedikit berbagi pengalaman saya dalam mengikuti organisasi saat saya menduduki bangku SMA. Saya mengikuti salah satu organisasi di SMA yaitu organisasi intra sekolah atau yang sering disebut dengan OSIS.   OSIS adalah suatu organisasi yang berada ditingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing yaitu seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.

Tujuan didirikannya OSIS dalam Sekolah Menengah adalah untuk berusaha membentuk kader penerus perjuangan bangsa melalui pembinaan anggotanya agar berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, sifat kepemimpinan dan patriotisme serta kesegaran Jasmani dan Rohani. Selain itu OSIS melibatkan seluruh siswa dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara serta melaksanakan pembangunan nasional dengan meningkatkan kemampuan siswa menuju tercapainya prestasi belajar yang tinggi, menunjang program Intrakurikuler, memberi kesempatan berorganisasi kepada siswa, serta membina ketahanan sekolah yang bertanggung jawab dan berwibawa.

Organisasi kesiswaan ini berfungsi untuk menampung para siswa yang mempunyai minat untuk berorganisasi dan untuk mencari pengalaman dalam berorganisasi. Saya mengikuti organisasi OSIS ini sewaktu saya masih bersekolah di SMA Negeri 1 Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Saya mengikuti organisasi ini karena mempunyai banyak tujuan yang diantaranya ingin menambah pengalaman saya dalam keorganisasian. Dan saya juga mengikuti organisasi ini untuk menambah teman. Saya menjadi anggota OSIS pada masa kerja angkatan 2009 - 2010 atau tepatnya sewaktu saya duduk di kelas 2 SMA.

Untuk menjadi anggota OSIS di sekolah saya kita harus mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau LDKS. Saya mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa ini selama 3 hari 2 malam yang bertempat di Buperta (Bumi Perkemahan dan Graha Wisata) yang berada yang di daerah Cibubur, Jawa Barat. Dalam kegiatan ini kita akan dilatih bagaimana caranya untuk bekerja sama dengan teman kita yang lain dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Di LDKS ini kepribadian dan mental kita juga akan dilatih agar mampu menghadapi sebuah permasalah yang menurut kita sangat sulit diselesaikan. Setelah mengikuti kegiatan tersebut kita akan di wawancara oleh anggota OSIS yang masih dalam masa kerja, dalam tes ini kita akan di berikan beberapa pertanyaan. Salah satu contoh pertanyaan tersebut adalah mengenai visi dan misi kita dalam mengikuti organisasi OSIS ini.

Selanjutnya kita akan menyampaikan visi dan misi kita dihadapan para siswa dan siswi sekolah kita, disini kita akan tahu seberapa kuat mental kita. Karena kita dituntut untuk dapat menyampaikan visi dan misi kita di hadapan guru dan murid-murid yang lainnya. Setelah itu akan dilakukan voting yang dilakukan oleh siswa sekolah kita.

Saya menjadi anggota OSIS pada masa kerja angkatan 2009 - 2010. Pada saat itu OSIS beranggotakan 13 orang dengan jabatan yang berbeda-beda.
Struktur organisasi OSIS:
- Ketua Umum : Taris Hidayat
Tugas ketua umum yaitu bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS berdasarkan kepada Program Kerja yang telah disahkan oleh kelas. Serta mengkoordinir kegiatan Sekretaris yang ada dalam Struktur OSIS. 
- Wakil Ketua 1 : Panji Sempana
Tugasnya berusaha membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya dan berusaha untuk kerjasama dengan para bawahannya serta berusaha mengkoordinasi dan mengawasi serta ikut terjun langsung dalam segala kegiatan.
- Wakil Ketua II : Riko Saputra
Pada dasarnya tugas pokoknya sama dengan Wakil Ketua I dan untuk kelancaran tugasnya, maka perlu koordinasi dengan para bawahannya sebagai bahan laporan kegiatan.
- Sekretaris Umum : Athia Nur Rizki
Sekretaris Umum mempunyai tugas pokok yaitu bertanggung jawab terhadap pengeleloaan administrasi organisasi serta ketertiban administrasi OSIS, mencatat segala hasil kegiatan yang berhubungan dengan program kerja OSIS dan berusaha mengkoordinir bawahannya.
- Sekretaris I & II : Dewi Natalia
Tugasnya membantu Sekretaris Umum.
- Bendahara Umum : Jonathan Aditya Putra
Bendahara Umum mempunyai tugas pokok, yaitu bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan Organisasi. Berusaha untuk mengelola keuangan OSIS dengan baik sehingga dalam laporannya tidak terdapat kekeliruan.
- Bendahara 1 : Muhamad Mahdiyar
Bertugas membantu kegiatan Bendahara Umum.

SEKBID (Sekretaris Bidang)
- SEKBID I (Bidang Keagamaan) : Teguh
Bertujuan untuk melatih siswa agar lebih meningkatkan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berusaha agar para siswa lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat keagamaan. 
- SEKBID II (Kehidupan Berbangsa dan Bernegara) : Sigit Raharjo
Bertujuan untuk melatih siswa agar lebih merasakan Nasionalisme serta kecintaan kepada bangsa dan negara. Serta menciptakan persatuan dan kesatuan.
- SEKBID III (bidang bakti sosial) : Alexander
Bertujuan untuk melatih siswa agar merasakan Nasionalisme serta ikut serta dalam rangka pembangunan Negara yang khususnya untuk melatih Kedisiplinan.
- SEKBID IV (Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur) : Lothar S.
Bertujuan untuk melatih siswa agar lebih menanamkan kesopanan serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
- SEKBID V (Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan) : Ayu Gilang
Bertujuan untuk melatih siswa agar bisa menjadi seorang pemimpin dan mampu menggerakan Organisasi serta ikut serta dalam kegiatan Politik Siswa.
- SEKBID VI (Keterampilan dan Kewiraswastaan) : Adela Anjani Pramesti
Bertujuan melatih siswa agar mampu lebih kreatif dan mendidik agar mempunyai keterampilan lebih dari tugas pokoknya,yaitu belajar.
- SEKBID VII (Kesegaran Jasmani dan Kreasi) : Yusuf Mulia
Bertujuan untuk melatih siswa agar dapat mengerti akan pentingnya jasmani dan kreasi siswa dalam menunjang proses belajar dan kegiatan.
- SEKBID VIII (Persepsi, Apresiasi dan Daya Kreasi Seni) : Armand Pramesh
Bertujuan untuk melatih siswa dalam mengembangkan kreativitasnya yang berhubungan dengan kegiatan kesenian. Diharapakan pada siswa dapat mengembangkan Minat dan Bakatnya dengan baik.

Pada saat saya menjabat sebagai anggota OSIS, saya sempat mengadakan beberapa kali bakti sosial. Kami mengumpulkan dana dengan cara meminta dana kepada para siswa, selain sumbangan dalam bentuk uang, kami juga menerima sumbangan berupa baju bekas yang layak pakai ataupun berupa sembako. Selain itu kami juga membuat kerajinan tangan yang nantinya akan di jual, kami membuka stand di sekolah untuk menjual kerajinan tersebut dan hasil dari penjualan itu turut kami sumbangkan.

Dengan mengikuti organisasi tersebut, saya dapat menambah pengalaman saya serta mendapatkan banyak pengetahuan mengenai pentingnya bersosialisasi dengan orang lain atau masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan kita, walaupun tidak seberapa bantuan yang kita berikan, namun hal yang terpenting adalah melihat kebahagiaan mereka.

Organisasi yang saya ketahui dan yang saya ikuti juga dapat menambah wawasan saya tentang banyak hal. Macam – macam organisasi yang dapat diikuti, sesuai keinginan dan minat dan banyak sekali manfaat yang bisa ambil dengan mengikuti organisasi tersebut juga bisa menambah teman, wawasan, ilmu pengetahuan.
Bentuk-bentuk organisasi :
1. Organisasi politik
2. Organisasi sosial
3. Organisasi mahasiswa
4. Organisasi olahraga
5. Organisasi sekolah
6. Organisasi negara

Sedangkan yang saya ikuti adalah organisasi sekolah, yang dulu pernah saya ikuti waktu saya sekolah, sedangkan pengalaman saya di mahasiswa belum ada yang saya ikuti. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena beberapa aspek atau alasan yaitu penyatuan visi dan misi juga tentang tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat dan sekitarnya. Semua organisasi memiliki manfaat yang positif untuk dikehidupan sehari – hari karena dengan kita mengikuti organisasi kita akan punya banyak wawasan  dan bisa bersosialisasi dengan teman banyak.

Mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan.


Tuesday, January 3, 2012

Permasalahan Sosial


KEMISKINAN
Salah satu dari berbagai masalah yang terjadi di republik Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan yang ada tidak hanya dalam rupa materi, tetapi juga kemiskinan akan iman, moral, kreativitas, dan sebagainya. Meskipun demikian, kemiskinan yang paling mencolok dan paling sering diangkat sebagai topik pembicaraan adalah kemiskinan material.
Di kota Jakarta, dari jendela gedung-gedung bertingkat yang megah dalam segala kemewahannya, kita dapat memandang deretan perkampungan kumuh di seberangnya. Sungguh ironis, segala bangunan megah yang tinggi menjulang berdiri bagaikan sebuah pulau indah di tengah samudra kemiskinan yang luas.
Kita tidak dapat memisahkan diri dari kemiskinan yang ada di sekitar kita. Bagaimanapun juga, kita semua hidup di Negara yang sama sebagai satu kesatuan. Alangkah baiknya kita menaruh perhatian kepada orang-orang yang dianggap kecil di mata masyarakat.
Banyak orang yang menganggap orang-orang miskin yang ada di jalan-jalan mengganggu pemandangan. Banyak pula yang merasa kasihan melihat orang-orang semacam itu. Kini saya sendiri baru benar-benar menyadari, sebenarnya jika setiap orang tidak ingin terus-menerus merasa kesal atau merasa kasihan pada orang-orang miskin, tindakan yang perlu dilakukan hanya mengulurkan tangan kepada mereka. Yang saya maksud bukanlah uluran tangan yang memberikan sejumlah koin kepada mereka,
melainkan uluran tangan yang menawarkan persahabatan. Dengan adanya persahabatan tersebut, kita tidak akan lagi menganggap mereka sebagai orang asing yang tidak sedap dipandang atau sebagai orang yang sekedar patut kita kasihani, melainkan sebagai sahabat yang harus kita kasihani, lindungi, dan hormati. Inilah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi perendahan martabat kaum miskin yang kerap terjadi di Indonesia
Kemiskinan adalah suatu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang hidup berkekurangan. Bila kita mendengar kata kemiskinan, yang terlintas di benak kita adalah jijik, mual, penuh dengan kekerasan, dan sebagainya. Padahal, kemiskinan tidak seburuk yang kita kira. Bahkan dari kemiskinan kita dapat mempelajari sesuatu.
Alangkah malunya kita, bila sebagai orang yang berilmu dan lebih “beruang” dibanding mereka tidak mampu bersikap ramah, kasar, jahat, tidak sopan, bahkan tidak mampu memahami etos kerja.
Yang sangat diharapkan dari kita, masyarakat kelas menengah keatas, mari bersama membangun relasi baik dengan orang “kalangan bawah.” Ayo kita atasi perendahan kaum miskin. Mulailah untuk menghargai dan menghormati orang miskin. Tuhan saja tidak pernah membeda-bedakan umatnya dari kalangan atas atau bawah, mengapa kita yang tidak punya kuasa berani mengelompokkan diri? Seperti yang telah saya katakan di awal, cobalah untuk belajar arti kerja keras dari mereka. Walau mengetahui kenyataan bahwa akan sulit untuk menjadi orang berkecukupan, mereka masih terus bekerja keras.
PENGANGGURAN
Selain kemiskinan, adapula orang yang biasa bekerja, tiba-tiba diberhentikan (baca: PHK) tentu menimbulkan kegoncangan jiwa bagi yang bersangkutan. Walau diantara mereka yang di PHK mendapat pesangon yang besar, namun manakala tidak cerdas dalam me-manage-nya, uang banyak itu akan ludes atau jadi petaka seketika. 
Mereka yang terbiasa bergerak, dinamis dan keluar rumah ketika dirumahkan tidak hanya akan mengurangi pendapatnya secara materi, melainkan akan mampu membuat dirinya mati secara perlahan. Bagi mereka yang biasa hidup enak dengan segala fasilitas tempatnya bekerja, maka status menganggur akan membuat yang bersangkutan dengan mudahnya digoda oleh kaum syetan. Karena untuk sementara waktu syetan memberikan solusi pada sang penganggur, perbuatan mereka biasanya akan menimbulkan masalah social bagi lingkungan yang bersangkutan. 
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, kiranya hipotesa Harvey Brenner sebagaimana dikutip oleh Rhenald Kasali (Kompas, 1/12), yang menyatakan bahwa setiap 10% kenaikan penganggur, kematian naik sebesar 1,2%, serangan jantung 1,7% dan harapan hidup berkurang 7 tahun. Dapat kita benarkan. Mereka-mereka yang tidak memiliki kesiapan mental, bekal iman dan cadangan keuangan dengan beragama kebutuhan keluarga yang harus diselesaikan dalam perhitungan waktu senantiasa akan mudah tergoda dengan solusi-solusi jalan pintas yang pada umunya cenderung illegal, inkonstitusional, haram atau mubah. 
Jika jumlah mereka yang di PHK oleh berbagai perusahaan mayoritas tingkat emosionalnya masih labil, insya allah mereka akan mudah digoda oleh oleh para dajjal untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang mendatangkan uang dan mempercepat estimate goal politik. Sejarah seringkali membuktikan kepada kita semua banyak diantara para penganggur yang tergoda tawaran-tawaran instant seperti ikut undian, makelar, ikut tender demontrasi, teroris atau memanfaatan kesempatan dalam setiap bentuk kesempitan. Yang sedikit agak lebih terhormat, ada diantara mereka yang bergabung dalam partai politik tertentu untuk menjadi caleg, ngambil bagian dalam tender politik dan lain sebagainya. 
Dari berita buruk tentang PHK dan pengangguran, kitapun pada pasca resesei ekonomi tahun 1998 dapat khabar gembira bahwa diantara mereka yang kena PHK, banyak diantara dana pesangon tersebut mereka manfaatkan sebagai modal untuk melakukan dagang kaki lima, bisnis home industri, makanan kecil-kecilan. Di palembang bahkan ada diantara tiga orang yang kena PHK menggabungkan pesangon mereka untuk membuat doorsmer kendaraan roda dua, tambal ban dan lover Koran. Setelah berjalan satu tahun, ternyata pendapatn mereka berkembang menjadi tiga kali lipat dari sebelumnya ketika menjadi karyawan di sebuah pabrik. Keberhasilan dalam mengelolah pesangon yang didapat oleh mereka yang kena PHK tentu tidak hanya dialami oleh beberapa orang, melainkan sudah dialami oleh banyak orang yang pernah mengalami PHK. Persoalannya sekarang tergantung pada pengalaman, jaringan dan keberanian berspekulasi yang kita miliki. 
Ada cerita menarik sewaktu saya tinggal di Palembang dulunya. Ketika pasar 16 ilir terbakar secara besar-besaran, semua toko beserta isinya yang dimiliki bpk. Syahrial ludes semuanya. Dia hanya memiliki satu buah mobil Kijang warna putih. Pasca kebakaran hidup bpk. Tiga orang anak ini mulai pesimis dan tidak tahu enta kemana. Namun ketika saudagar bawang ini bercurhat, kami memberikan solusi agar urang awak ini menjual mobilnya yang kebetulan ditawar orang 25 juta rupiah. Dari 25 juta rupiah, 15 juta dijadikan untuk menyewa toko selama 5 tahun untuk berjualan nasi padang, 5 juta guna modal dan 5 juta lagi untuk membeli kendaraan yang lebih buruk. Ternyata ketika telah dilaksanakan, jual nasi uda Syahrial ini kian laris dan memperlihatkan kemajuan. Semua relasinya lamanya sewaktu jualan bawang beli nasi sama uda Syahrial. 
Masih ingat tentunya kita dengan apa yang dikatakan oleh Arnold Toynbee? Arnold Toynbee mengatakan bahwa besarnya challenge (baca: tantangan) yang menimpa seseorang atau kelompok orang akan sebanding dengan response (baca: jawaban) yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Dalam aspek persenjataan memang kita (bangsa Indonesia) tidak apa-apanya bila dibandingkan dengan bangsa Eropah (baca: kolonial) dulunya, namun karena senantiasa dijajah, dizolimi dan diperlakukan tidak adil, ternyata semuanya itu menjadi energi buat kita untuk melakukan berbagai bentuk perlawanan secara bersama-sama sebagai bangsa yang senasib sepenanggungan (baca: nasionalisme). 
Kita memang berharap bahwa PHK yang sedang dan tetap akan terjadi akhir-akhir ini akan menjadi suatu tantangan buat mereka yang kehilangan pekerjaan menjadi lebih maju, lebih kreatif dan lebih energik dalam menyikapi berbagai peluang, perubahan, perkembangan dan dinamika yang sedang terjadi. Disinilah perlunya kita meresponi sesuatu dari aspek hikmahnya. Jika selama ini kita sangat tergantung dan selalu menggantungkan diri kepada orang atau lembaga, maka hikmah dari PHK mungkin kita diharapkan untuk mengelolah secara kecil-kecilan modal yang kita miliki seperti dagang asongan, jual sayur, atau membuat berbagai macam karya/keterampilan yang untuk tahap awal djual bagi para tetangga. Pelayanan baik kita terhadap konsumen merupakan iklan berjalan yang tidak perlu kita keluarkan lagi untuk media massa. 
Keberanian dan kemandirian mental setiap warga masyarakat untuk melakukan berbagai macam pengelolaan usaha saat sekarang yang senantiasa dibina oleh beberapa NGO di Aceh. Umpamanya seorang ibuk rumah tangga yang selama ini hanya mengurus PKK dilingkungan gampong, ketika dipercayai oleh satu NGO untuk mengelolah pembangunan beberapa rumah korban tsunami ternyata mereka bisa. Demikian juga halnya dengan beberapa orang ibuk-ibuk yang selama ini tidak pernah kenal mengurus catering, namun manakala sudah dipercayai ternyata merekapun bisa. Sebuah buku Berjiwa Besar mengajarkan kita akan pentingnya membangun kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu. Disebabkan karena sejak kecil kita diskenariokan oleh berbagai macam ketakutan, maka mental tersebut lama kelamaan menjadi sebuah kepribadian. Akibatnya, berbagai hal yang kita anggap benar, positif, bermanfaat dan pragmatis takut untuk kita lakukan. Kita takut memulai sesuatu karena takut gagal. Padahal kegagalan itu adalah guru untuk keberhasilan. Kita malu bertanya karena takut dibilang bodoh. Padahal keberanian kita bertanya adalah akan menambah pengetahuan kita. 
Semoga PHK ini tidak membuat kita menjadi manusia penganggur, melainkan mampu merubah kehidupan kita menjadi manusia yang berani menghadapi berbagai macam kenyataan hidup untuk selanjutnya membuat berbagai macam solusi dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan keluarga, tetangga dan lingkungan sosial.

Sumber :

http://sosial-ranggapratama.blogspot.com/2009/09/permasalahan-sosial-di-sekitar-kita.html